Meski masa kampanye Pilpres sudah usai, ternyata masih ada saja
pihak-pihak yang terus menyerang Prabowo Subianto. Apa-apa yang
dilakukan Prabowo dianggap sebuah pencitraan. Atas fintah yang di
tujukan tersebut, bagaimana Prabowo meresponnya?
Dilansir dari laman Viva,
Rabu (26/8/2015), Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengaku
sangat gembira dengan putusan inkracht (berkekuatan hukum tetap)
Mahkamah Tinggi Kota Bharu, Malaysia, terhadap tenaga kerja Indonesia,
Walfrida Soik.
Tenaga Kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Timur itu telah dibebaskan
dari hukuman mati karena terbukti tidak bersalah membunuh majikannya
pada tahun 2010 lalu.
Putusan tersebut ditetapkan Mahkamah setelah Jaksa Penuntut Malaysia
menarik pengajuan banding terhadap putusan bebas TKI asal NTT Walfrida
Soik, Selasa, 25 Agustus 2015.
Calon Presiden saat Pilpres 2014 lalu itu menjadi salah satu pihak yang
ikut terlibat dalam upaya pembebasan Walfrida dari hukuman mati di
Negeri Jiran. Namun, upaya Prabowo itu disalahartikan banyak pihak.
Prabowo tak memungkiri, banyak pihak yang menilainya hanya melakukan
pencitraan.
"Masalah tuduhan itu ada memang kecenderungan di setiap masyarakat. Di
Indonesia banyak yang selalu berpikir negatif dan berburuk sangka. Saya
sudah sering menghadapi tuduhan macam-macam. Mau kudeta lah, mau apa
lah. Saya kira ini tuduhan kerdil," ujar Prabowo saat berbincang dengan tvOne, Selasa, 25 Agustus 2015.
Prabowo
menegaskan, tidak akan menanggapi
pihak-pihak yang menilainya hanya ingin melakukan pencitraan. Yang
penting buat Prabowo saat ini, Walfrida sudah bebas dan bisa kembali
kepada keluarganya di Atambua, NTT.
"Yang penting adalah ada warga negara Indonesia, yang kalau kita
terlambat dia sudah digantung. Kita ingin menyelamatkan warga kita, anak
miskin yang sedang mencari nafkah di negeri orang. Terus terang saja,
kalau cari keuntungan buat apa saya bolak-balik ke sini terus. Bagi saya
ini kewajiban," kata mantan Danjen Kopassus ini.
Prabowo menegaskan, bukan kali ini saja membantu TKI yang terkena
masalah di negeri orang. Terutama di Yordania dan negara Timur Tengah
lainnya. Namun, hal itu, kata Prabowo, banyak yang tidak dilihat orang
orang-orang. Meski begitu, Prabowo menegaskan akan tetap berusaha
membantu tenaga kerja Indonesia yang terkena masalah di negara lain.
"Tentunya sesuai dengan kemampuan ya. Kalau mampu saya bantu. Saya
merasa itu kehormatan dan kewajiban. Saya dididik seperti itu oleh
orangtua saya. Kalau bisa bantu, kita wajib membantu. Kalau kita mampu
dari segi kondisi keadaan, kondisi jaringan, kita bantu. Di Malaysia
saya punya banyak jaringan, di Timur Tengah saya banyak kawan," kata
Prabowo.
Dalam kasus Walfrida, Prabowo juga melakukan pendekatan langsung kepada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Untuk diketahui, Prabowo pernah menempuh pendidikan di Kuala Lumpur
ketika ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo, bertugas di Malaysia.
Soemitro dan ayahanda PM Najib merupakan kawan dekat, sehingga Prabowo
punya hubungan yang baik dengan Najib.
Walfrida terhitung masih di bawah umur ketika kasusnya terjadi tiga
tahun lalu (17 tahun). Ia disebut menjadi korban perdagangan manusia.
Gadis asal Atambua, Nusa Tenggara Timur itu didakwa membunuh majikannya.
Namun Walfrida mengatakan tak sengaja membunuh. Ia hanya bermaksud
untuk membela diri. Lembaga advokasi buruh Migrant Care menyatakan,
Wilfrida kerap dimarahi dan dipukuli oleh majikannya, Yeap Seok Pen
(60).
Tak tahan diperlakukan demikian, Walfrida lalu melawan dan mendorong
majikannya hingga Yeap Seok Pen terjatuh dan meninggal pada 7 Desember
2010.
Tidak ada komentar